 |
Penari Gandrung khas Banyuwangi di Tour de Rajegwesi |
Dua gadis terlihat berlenggak lenggok menarikan tarian
Gandrung khas Banyuwangi di atas pentas. Sementara di depan panggung masyarakat
terlihat seperti terpesona dengan setiap liukan gerakan penari yang di
pentaskan dalam sebuah acara yang
bertajuk Tour De Rajegwesi.
Tour De Rajegwesi sendiri sebenarnya adalah sebuah event
pariwisata yang di helat oleh sebuah organisasi desa konservasi. Namanya MER
kepanjangan dari Masyarakat Ekowisata Rajegwesi. Agenda tour nya sendiri adalah
menyisir berbagai keindahan dan keunikan desa ini.
 |
team Lihat Indonesia bersama MER |
Saya dan anggota team Lihat Indonesia mendapatkan
penghormatan untuk ikut mencoba paket tour yang sedang mereka rancang untuk
para wisatwan yang datang ke Rajegwesi.
“Selama ini Rajegwesi hanya sebagai persinggahan saja mas,
dalam perjalanan para wisatawan menuju ke Sukamade, makanya kami coba
kembangkan supaya desa ini menjadi sebuah destinasi, bukan hanya sebagai tempat
singgah saja.” celotehan dari seorang anggota MER yang menemani perjalanan saya
di tour De Rajegwesi.
 |
Mobil-mobil andalan di Taman Nasional |
Memang selama ini Rajegwesi hanya sebagai tempat singgah
sebentar para wisatawan sebelum mereka memasuki Taman Nasional Meru Betiri.
Karena di Rajegwesi inilah mereka harus melapor ke pos Taman Nasional sebelum
memasukinya.
Destinasi pertama yang kami tuju dalam perjalanan tour de
Rajegwesi ini adalah teluk Hijau. Teluk ini menarik sekali buat saya penggila
pantai. Pantainya sendiri sepi dengan ombak-ombak yang tidak terlalu dahsyat
seperti deretan pantai-pantai selatan Jawa lainnya. Jadi kita masih bisa asik
bermain di pasir putihnya. Pantas saja jika tiap akhir pekan tiba beberapa anak
muda menghabiskan waktunya dengan berkemah di lokasi ini.
 |
Pantai Teluk Hijau |
Asiknya lagi di pantai ini ada air terjun kecil, jadi
kalaupun kita berkemah disana, jangan khawatir dengan persediaan air tawar yang
kita bawa.
Sementara itu yang membuat saya tertarik adalah warna
airnya. Hijau dan bening. Saya tidak terlalu mengerti kenapa air laut disini
terlihat hijau, mungkin karena ulah ganggang di dasar laut nya sepertinya, tapi
yakinlah pantai teluk hijau ini rekomded sekali sebagai sebuah destinasi wisata
yang menarik di daerah Rajegwesi.
Dari Teluk Hijau saya di ajak berperahu menuju ke sebuah
spot snorkling. Serunya adalah naik perahunya, sementara snorkling nya ya hanya
berenang saja, karena saya tidak melihat ada sesuatu yang menarik disana untuk
di snorklingi. Tapi berperahu dengan perahu yang di pakai oleh nelayan setempat
sambil memandnagi keindahan pesona pantai yang di lewati sunguh pengalaman luar
biasa yang saya rasakan.
 |
Pantai Rajegwesi |
Dari lokasi snorkling kita diajak ke pemberhentian terakhir.
sebuah pantai dengan lapangan bola di sampingnya. ini adalah pantai rajegwesi,
yang siang itu sedang ramai dengan festival kuliner yang sengaja di adakan
menyemarakkan tour de Rajegwesi itu sendiri.
Terlihat beberapa menu masakan tradisional khas Rajegwesi di
deretan meja makan. Dan itulah yang akan kita santap siang ini dengan di hibur
oleh kesenian-kesenian dari sebuah pentas kecil di muka para peserta tour. Dan
saya begitu terpesona dengan cita rasa masakan yang tersaji. Semuanya enak dan
nikmat, apalagi menikmatinya sambil di hibur oleh lenggak-lenggok para penari
Gandrung nan Jelita itu. Amboy nikmatnyaaaaaa.
 |
Narcis di MER |
MER sendiri adalah sebuah organisasi dai bawah asuhan dari
Taman Nasional Meru Betiri. Mereka diajarkan berbagai hal untuk peningkatan
kesejahteraan dari sektor pariwisata. Karena desa mereka juga berada di kasawan
konservasi Taman Nasional. Bentuk pelatihan yang diberikan kepada MER sendiri adalah pelatihan dan pembuatan
eco-homestay, pelatihan pemandu wisata, kursus Bahasa Inggris, dan pelatihan
pembuatan biogas yang berasal dari kotoran ternak.
Saya sempat menikmati eco homestay di salah satu rumah
penduduk desa. Sepertinya untuk saat ini beberapa eco homestay yang ada sudah
bisa menerima wisatawan. Pelayanan kepada tamu nya juga sudah bagus. MER memang
benar-benar di persiapkan sebagai kader pariwisata di desa mereka sendiri.
Sebuah kearifan lokal yang sudah tentu bermanfaat untuk desa itu sendiri.
 |
Salah satu homestay di Rajegwesi |
Ada satu lagi pesona Rajegwesi yang terlewat sepertinya.
Sebelum berjalanan kaki menuruni tebing karang menuju teluk hijau, kita akan
melewati pertigaan kecil menuju ke lokasi Goa Jepang, nah konon disanalah
Jepang mengintai musuhnya. Goanya sendiri merupakan sebuah pertahanan Jepang
dulunya. Namun sekarang goa ini hanya di peruntukkan sebagai sebuah destinasi
pariwisata yang diandalkan oleh maysarakat Rajegwesi.
Saya dan semua anggota team Lihat Indonesia bahagia dan
merasa terhormat bisa merasakan paket wisata yang di gadang-gadang bisa menjadi
sektor pemasukan terbesar bagi kesejahteraan warga desa ini. Semoga….
dan perjalanan roda penjelajahan team Lihat Indonesia sudah
ada di ujung timur pulau Jawa.. Nyebrang.
Labels: LihatIndonesia, Travel