-->
 |
Lava Tour Trek di mulai |
Jogja ternyata memang sebuah kota yang tidak akan pernah
bosan untuk di datangi dan di jelajahi, setidaknya bagi saya yang selalu
memasukan Jogja sebagai salah satu destinasi favourite untuk di datangi.
Selain karena pesona budayanya yang adiluhung, saya juga terpesona dengan pesona alam dan masyarakatnya
sendiri. Bukan berarti karena saya berasal dari klan Jawa terus saya cinta Jogja,
bukan. Jogya memang kota segala umat. Jogja tidak memandang siapa dan apa bagi
para pejalan yang ingin singgah dalam damainya kota budaya ini.
 |
Team Lihat Indonesia |
Ngomongin masyarakat Jogja yang asik saya tadi teringat
kisah perjalanan saya bersama beberapa sahabat dalam event gila nan asik
bertajuk #LihatIndonesia beberapa bulan yang lalu. yah kalau dibilang basi ini
adalah cerita beberapa bulan lalu tepatnya sekitar bulan-bulan akhir 2013,
dimana Jogja juga tidak secerah biasanya. Hujan dan mendung menghiasi
perjalanan kami.
Di Jogja saya mendapat jamuan dari sahabat-sahabat baru yang
tergabung dalam sebuah komunitas keren bernama Taft Diesel Indonesia Chapter Jogja. Mulai dari wedangan di selasar
rumahnya om Agus didaerah Bantul yang konon katanya di desa om Agus ini setiap
RT punya area pemakaman sendiri. Pantas lah ketika saya yang datang kesini
tengah malam sedikit heran kenapa jalan menuju rumah om Agus banyak sekali
kuburannya.
 |
Jogjaaaaaaaa!!! |
Tidak hanya wedangan
yang nikmat, suguhan mi lethek khas
bantul juga di hadirkan om Agus ke teras rumahnya, oh ya yang sedikit
menggelitik adalah bukan mi lethek
bungkus ya, tapi sak gerobak penjualnya ada disana, jadi ya seperti warung yang
pindah.
Yang saya sangat tertarik disini adalah konsep wedangan yang mereka usung. Konsep
sederhana yang sangat njawani banget.
beda dengan istilah meeting atau
sekedar rapat. Saya jadi ingat dulu di kampung saya di Pati yang letaknya masih
menempuh sekitar 5 jam perjalanan dari wilayah Jogja ini juga punya acara
serupa yang kami namai kumpulan. Jadi
wedangan dan kumpulan adalah dua istilah yang sangat njawani dan tidak terkesan kaku.
 |
Suasana Wedangan di Kaliurang |
Wedangan atau kumpulan sendiri adalah sebuah acara
bertemu dari beberapa orang untuk membahas sesuatu ato sekedar minum wedang bareng. biasanya berisi
obrolan-obrolan ringan khas warung kopi. Tapi tidak jarang juga justru wedangan ini membahas acara-acara serius
seperti persiapan kegiatan offroad
ataupun bakti sosial yang sering di helat dalam komunitas mobil lawas yang
konon katanya sudah tidak diakui sebagai anak dari pabrikan raksasa yang hadir
di Indonesia, Daihatsu. Ironi!
 |
Selamat Ulang Tahun TDI chapter Jogja |
Seperti petang itu, Jogja rasanya basah sekali. Dingin
begitu mencekat hingga merangsang bulu kuduk terkadang berdiri. di sebuah
bangunan yang sepertinya peninggalan penjajah kolonial di wilayah Kaliurang,
sebuah acara besar sedang berlangsung. Malam itu adalah perayaan ulang tahun
berdirinya komunitas yang jaringannya tersebar ke beberapa kota di bebererapa
pulau seperti Sumatra, Jawa, Bali, Lombok dan sebagian Sumbawa ini. Komunitas
Taft Diesel Indonesia sedang berulang tahun kawan. Seonggok tumpeng lengkap
dengan hiasan indahnya terduduk rapi di tengang ruangan. sementara aula yang
tidak terlalu besar itu di gelari beberapa tikar untuk kami duduk lesehan sambil minum wedang panas yang
sudah di sediakan. Sebuah angkringan juga di hadirkan di depan aula itu, ah
sungguh asik sekali suasana malam itu.
Upsss!! ternyata ada yang lebih asik sedulur. Seorang gadis
muda berparas jelita yang ternyata juga seorang biduanita bersuara merdu hadir
ditengah kami. Om Agus sang ketua ternyata memiliki selera yang asik untuk
memilih pengisi acara malam itu. Sebelum acara goyang "buka thithik
Joss" berlangsung, acara inti di gelar dulu. Dimulai dai kesan dan pesan
beberapa punggawa komunitas, dan wejangan-wejangan dari para sesepuh hingga
kesan dan pesan dari komunitas chapter lain seperti TDI SOLO Raya yang sempat
merapat malam itu, diakhiri dengan ritual potong tumpeng sebagai tanda syukur
atas berkat selama ini.
 |
Tumpeng Ulang Tahun |
Hingar bingar music dangdut malam itu membuat semua tertawa.
Dari mulai candaan hingga bully-an mengalir begitu saja seiring dengan suara merdu
mbak biduanita. semua larut dalam kegembiraan hingga semua lelah dan tertidur.
eh tapi tunggu dulu, Api unggun di depan halaman kembali di
nyalakan, dan sejenak saya ikut menghangatkan diri di perapiannya, sebelum
kemudian juga ikut tertidur.
***
 |
Lava Tour |
Pagi masih belum juga cerah, mendung masih menggelayut di
atas bumi Kaliurang. Sementara hari ini kami team dari #LihatIndonesia akan di
jamu dengan menjoba trek jalur lava
letusan merapi dulu hingga ke bungker di Kaliadem. Bukan komunitas Taft Diesel
kalo terhalang mendung aja menggagalkan acara.
"Medannya Fun
kok mas, aman terkendali"
Om Tono yang melihat kecemasan kami akhirnya menenagkan,
akhirnya sekitar jam 10:00 teng, iring-iringan taft dari beberapa anggota
komunitas mulai berangkat menuju trek. Benar saja kata om Tono, treknya lumayan
aman untuk tahap pertama. Upss jangan senang dulu, trek batuan terjal hingga melewati kubangan
air yang mengakibatkan kamera Gopro yang menempel terjatuh dalam air, namun
utungnya ketemu lagi tersusun rapi di depan mata. Jalanan mulai menyempit.
Namun yang membuat saya terperangah adalah pemandangan di sekitar situ. Kabut
tipis yang memeluk merapi membuat Gunung itu terlihat angkuh dan menyiratkan
banyak sekali duka dan tawa.
 |
Bangker |
 |
Suasana di dalam Bangker |
Trek berakhir di Kaliadem, dimana terdapat sebuah bungker
yang konon dulu dipakai berlindung oleh beberapa korban letusan gunung Merapi,
namun ternyata juga tidak aman berlindung disana. Memasuki pintu gerbang
bungker nya saya seolah merasakan aura penderitaan yang begitu dahsyat. yang
saya lihat hanya gulita di dalam ruangan bungker ini. Jeritan-jeritan magis
dari Kenteng dan Sarjono yang menghuni di dalam bungker ini saat kejadian
letusan Gunung Merapi tahun 2006 dulu seolah terdengar kembali. 2 korban merapi
tewas terpanggang di dalam bungker yang konon katanya bersuhu hingga 400
derajat celcius ketika pintu bungker tersebut dibuka. Semoga mereka damai dalam
pelukan Merapi.
 |
Trek Pulang |
Saatnya pulang, Trek yang di lalui juga lumayan menantang,
karena berbeda dengan trek berangkatnya tadi. Yang menyita perhatian saya
adalah ketika mampir di sebuah museum mini milik warga yang menyimpan segala
bentuk cerita pedih akan dahsyatnya bencana Merapi. Dan dari sana hendaknya
saya masih bisa bersyukur atas nikmat yang saya terima saat ini. Semoga para
korban merapi itu Damai dalam pelukan Merapi.
***
 |
Pamit |
Ungkapan terima kasih juga tak luput saya ucapkan buat
sedulur-sedulur komunitas Taft Diesel Indonesia chapter Jogja dan beberapa
komunitas Travel yang sudah menemani saya dan kawan-kawan selama di Jogja.
Semoga tradisi wedangan ini tetep
ada, dan Jogja tetap menjadi destinasi menarik bagi siapapun.
Ditunggu undangan wedangan
selanjutnya ya sedulur Jogja..
…dan roda perjalanan team LihatIndonesia terus berputar.
Labels: LihatIndonesia, Travel