-->
 |
Candi Utama |
Tiga buah candi bediri kokoh di dalam komplek candi
prambanan, candi itu adalah candi Brahma, candi Wisnu dan candi Siwa. Sebagai lambang
trimurti dalan kepercayaan hindu, candi-candi itu seolah tetap hidup meski
sudah dibangun sejak abad ke-10.
Komplek candi prambanan ini terlihat megah, karena
kemegahannya itu candi ini menyandang predikat sebagai candi hindu tercantik di
asia tenggara. Tidak heran jika setiap hari ratusan bahkan ribuan pengunjung
datang untuk membuktikan cerita kemegahan candi ini setiap harinya.
 |
memasuki komplek candi |
“itu teman bapak?” sapaan ramah dari penjual tiket masuk
komplek candi ini membuyarkan lamunan saya tentang masa lalu candi ini. Seorang
wisatawan mancanegara terlihat tersenyum ketika saya menoleh kebelakang. Tanpa
basa-basi si embak penjual tiket langsung menyodorkan dua buah tiket masuk ke
candi, dan kami pun membayar sejumlah rupiah sebagai penebus tiket masuk.
Setelah agak jauh dari loket penjualan tiket dia mengulurkan tangannya untuk
berkenalan. Dan saya baru sadar ternyata harga tiket masuk untuk wisatawan
asing lebih mahal berkali lipat. Dan kami pun akhirnya tergelak karena dia bisa
membeli tiket masuk dengan harga wisatawan lokal ha ha.
Memasuki area candi utama kita diwajibkan menggunakan helm
pengaman, hal ini dikarenakan beberapa candi masih dalam tahap pemugaran karena
gempa yang terjadi beberapa tahun silam. Bahkan di beberapa daerah kita tidak
boleh mendekat. Dan jumlah pengunjung yang masuk area candi utama juga
dibatasi.
 |
salah satu relief |
Relief-relief cerita epic Ramayana juga menjadi hal yang
menarik ketika mengunjungi candi ini. Konon katanya cerita yang tertuang dalam
larik-larik gambar cerita ini sama dengan cerita lisan dari kisah Ramayana
tersebut.
Selain ketiga candi utama tersebut ada beberapa candi
pendamping. Jika kita Perhatikan ketiga candi utama itu semuanya menghadap
ketimur, dan candi-candi pendampingnyalah yang menghadap ke barat. Candi Garuda
adalah candi paling menarik, selain karena letaknya yang berdekatan dengan
candi wisnu, tentu karena kisah epic sang burung yang konon bertubuh emas itu.
Dan mungkin dari kegigihannya itulah Negara kita menggunakan burung ini sebagai
lambang Negara.
 |
Candi Siwa |
Candi paling tinggi di Prambanan adalah candi Siwa. Di
dalamnya juga kita akan menemukan 4 buah ruangan. Satu ruangan tentu berisi
patung Siwa, sementara di ketiga ruangan lain berisi arca-arca dewi Durga
(Istri Siwa), Agastya (Guru Siwa) dan Ganesha (putra Siwa). Nah arca dewi Durga
inilah konon disebut-sebut sebagai Roro Jonggrang dalam sebuah cerita rakyat
yang berkembang di sekitar Prambanan.
Tersebutlah pada jaman dulu ada sebuah kerajaan di
Prambanan. Kerajaan itu di pimpin oleh Ratu Boko. Ratu Boko ini memiliki putri
nan cantik jelita bernama roro jonggrang. Sementara di belahan tanah jawa bagian
lain ada sebuah kerajaan Pengging. Sang raja pengging memiliki seorang putra
bernama joko Bandung. Konon sang putra ini memiliki kesaktian dan gagah
perkasa.
Sembari beritirahat dari teriknya matahari, Pak wahyu yang memandu saya keliling candi berceloteh banyak hal tentang sebuah cerita rakyat yang berkembang di sekitar prambanan.
Pada suatu masa terjadilah peperangan antara kerajaan Pengging
dan Prambanan. Ketika kerajaan Pengging hampir mengalami kekalahan, dan berita
itu sampai di telinga sang putra, akhirnya menyusulah sang Joko Bandung ini.
Ditengah perjalanan ternyata dihadang oleh seorang raksasa berilmu tinggi
bernama bandawasa. Nah ketika sang raksasa merasa kalah dan ternyata di ujung
ajalnya sang raksasa ini menyusup kedalam roh joko bandung, maka kesaktian joko
bandung pun berlipat, dan namanyapun berubah menjadi joko Bandung Bandawasa.
Singkat cerita sang Bandung bandawasa akhirnya behasil
membunuh Ratu boko, sang raja prambanan. Dan ketika melihat sang putri roro
jonggrang, Bandung bandawasa pun langsung jatuh hati. Dan Roro Jonggrang juga
tak kuasa menolaknya karena dia tahu joko bandung ini mempunyai kesaktian
tingkat tinggi hingga berhasil membunuh ayahnya sang raja Ratu boko yang
bertubuh tinggi besar seperti raksasa.
Akhirnya Roro jonggrang pun mengajukan persyaratan untuk
dibuatkan seribu candi dan dua buah sumur dalam waktu satu malam. Sang pemuda
perkasa Bandung bandawasa pun menyanggupinya. Dengan bantuan para jin
sahabatnya 999 candi sudah berdiri ketika lewat tengah malam. Dan roro jonggang
melihat itupun terkejut. Akhirnya sang putri dari ratu book inipun membangunkan
gadis-gadis desa untuk menumbuk padi menggunanakan lesung dan membuat perapian.
Ketika lesung sudah berbunyi, kokok ayam jantanpun bersahutan, dan jin-jin itu
pun tertipu dikira matahari akan segera terbit sehingga mereka meninggalkan
area candi tersebut. Bandung Bandawasa melihat tipu muslihat itupun murka dan
mengutuk roro jonggrang jadi candi keseribu. Dan berdasar cerita rakyat ini,
arca Durga yang ada di candi Siwa lah di sebut-sebut sebagai roro Jonggrang.
 |
Reruntuhan Candi |
Terlepas dari mitos apapun itu, saya melihat candi Prambanan
ini sebagai sebuah aset pariwisata yang perlu di jaga kelestariannya.
Keberadaanya pasti akan di butuhkan sebagai sarana pembelajaran tentang sejarah
kepada generasi muda negeri ini yang sudah hampir tidak tau cerita-cerita
sejarah yang ada di negeri ini. Dan saya sungguh kagum dengan kemegahan dan
kemolekan candi hindu terbesar di tanah jawa ini. Ada satu hal yang menarik
terkait candi prambanan ini. Letak dari
candi ini tidak begitu jauh dari candi Borobudur yang merupakan candi Budha.
Hal ini menunjukkan kepada kita bahwa keharmonisan umat Hindu dan Budha itu
tidak hanya terjadi saat ini tapi sudah berlangsung pada jaman dahulu kala. Ini
satu hal yang perlu kita telaah di tengah gonjang-ganjing isu SARA yang kerap
menyambangi negeri ini. Marilah belajar dari sejarah kehebatan masa lalu negeri
ini.
Labels: Java, Travel