 |
Sepanjang Perjalanan Menuju bira |
“Adek mau ke Bira ya?” sebuah suara yang sedikit mengagetkan
saya ketika sedang asik menikmati
sudut-sudut kota Makassar dari jendela taksi yang saya tumpangi. “iya
bang” jawaban singkat saya sambil tetap fokus menikmati bangunan demi banguna
di kota yang terkenal dengan kudapan coto nya ini.
Dengan tanpa minta persetujuan supir taksi ini menghentikan
laju mobilnya di sebuah daerah yang ternyata banyak mobil yang menuju Bira
biasa mangkal. Tepatnya di jalan Sultal Alaudin di depan sebuah gedung serbaguna.
Pak Supir meyakinkan bahwa saya akan mudah untuk mencari kendaraan yang menuju
Bira di terminal bayangan ini dari pada harus ke terminal Malengkeri, padahal
tujuan utama saya adalah terminal Malengkeri, karena dari beberapa referensi
mengacu kesana.
Begitu turun dari taksi ternyata saya di datangi seorang
yang menawarkan mobilnya untuk ke Bira, pertama beliau meminta saya untuk
mencarter saja dengan 500 ribu untuk ke Bira, tapi saya tidak mau, biar aja
menunggu mobil berjenis Panther ini penuh.
 |
Si "Panther" dan Bolu Bakar |
Sambil menunggu pun saya lihat ada sebuah rumah makan dengan
menu khas kota Makassar, Ikan Bolu Bakar. Tau gak ikan bolu tuh ikan apa? Ikan
bolu adalah sebutan warga Makassar untuk ikan bandeng, jadi menunya adalah Ikan
Bandeng bakar. Melihat ikan tersebut di bakar nafsu makan saya langsung
bergolak, pesan lah saya bagian kepala bolu bakarnya, dan memang nikmat jika di
nikmati waktu masih panas dengan sambel khas nya.
Puas menikmati santap siang saya pun kembali ke terminal
bayangan dimana sang panther parkir. Sudah satu jam ternyata yang datang baru
dua orang. Dan mobil panther ini biasanya di isi 10 orang tidak termasuk supir,
waduh harus menunggu berapa lama lagi ini.
Rasa jengkel mulai muncul, dan penumpang yang dua itu ketika
ada mobil panther lewat yang sudah ada penumpangnya, mereka pun pindah, alhasil
saya harus menyaksikan para calo ini berantem gara-gara memperebutkan
penumpang. Saya memilih diam sambil membaca buku untuk membunuh waktu dan
berharap ada rombongan datang biar mobil ini segera berangkat.
Dan tepat 3.5jam saya menunggu akhirnya mobil ini siap di
berangkatkan menuju Bira, namun ternyata tidak sampai Bira, karena penumpang
habis di kota Bulukumba. Namun ternyata harga yang tadi saya bayar 70 ribu
sudah termasuk sampai Bira maka saya pun diantarkan sampai Bira.
Sepanjang perjalanan dari Makassar menuju Bira saya harus
berdempet-dempetan dengan penumpang lain. Dan memang mobil yang seharusnya
menampung penumpang 6 orang plus sopir ini ternyata harus mengangkut 11 orang
plus sopir, nah lo gimana tuh rasanya naik mobil 5-6 jam harus empet-empet an
seperti itu ha ha.
 |
Akibat tidak hati-hati berkendara |
Mobil istirahat sejenak di Janeponto untuk sekedar mengisi
perut dan melepas penat. Hanya sekitar 20 menit mobil pun melanjutkan
perjalanan kembali. Di tengah perjalan saya sempat melihat sunset yang indah,
namun di tengah pemandangan sunset itu saya juga melihat sebuah kecelakaan
mobil. Sebuah mobil keluarga terjun bebas masuk ke persawahan yang padinya
tengah menghijau itu. Saya tidak tahu apakah semua penumpangnya selamat atau tidak.
Sampai di Tanjung Bira sudah hampir jam 10 malam. Suasana
kecamatan kecil ini sudah lengang. Saya diantar sampai ke depan penginapan
Sunshine bungalow. Dan sang supir pun minta uang tambahan lagi. Waduh parah
banget neh transportasi dari Makassar menuju Bira.
Saran saya mending naik bis agar lebih nyaman dan pasti.
Bis-bis yang melayani rute Makassar – Selayar pasti lewat Bira. Jadi sebelum
bisa naik ke kapal ferry di pelabuhan Bira, minta turun aja, terus jalan kaki
kearah kawasan wisata pantai pasir putih yang banyak penginapan nya. Oh ya
jalan nya sih lumayan hampir 2km lah ha ha. Ada sih pete-pete yang biasa lewat
namun jarang. Kalau gak mau Jalan kaki ya naik ojek banyak kok disana.
Oh ya bis-bis ini biasanya pagi berangkat dari terminal
malengkeri, jadi usahakan jam 8 pagi sudah ada di terminal. Ada beberapa
perusahaan bis yang beroperasi. Ada bis Mahkota dan Sumber mas. Semua berangkat
pagi. Harga tiketnya 70 ribu, sudah dapat fasilitas bangku nyaman dan ber AC.
Jadi mending naik ini dari pada naik panther dengan harga sama tapi naudzubilah
gitu nunggu nya.
Setelah bersih-bersih diri di Sunshine bungalow rasanya kok
kantuk sudah menyerang. Dan dalam hitungan ke lima saya pun sudah mimpi indah
menikmati indahnya Tanjung Bira.
Let’s Explore Tanjung Bira mas brooooo.
Labels: Sulawesi, Travel