“beneran ini boleh berenang di sini bang” Tanya saya ke bang
Amin yang mengantarkan saya menuju danau ini. “berenang aja, gak ada yang
ngelarang kok” Jawaban bang amin yang membuat saya sumringah karena melihat
sebuah danau air asin yang kelihatannya tenang dan seru untuk di renangi. Eittt
tunggu dulu, kok saya jadi bimbang ya, kenapa danau ini sepi sekali, dan si
bang Amin pun tak mau ikut nyebur, ada apakah ini, perasaan itu memunculkan
dilema dalam hati saya. Aman gak ya berenang disini, kok saya terbayang
film-film horror Thailand adanya mahluk aneh yang muncul dari danau, atau
Anaconda yang tiba-tiba muncul menyergap mangsanya, ha ha Finally saya nyebur
dan berenang santai bersama ribuan udang merah yang imut-imut itu kok.
 |
Danau air asin Sombano yang Tenang |
Danau Sombano, sebuah danau air asin yang terletak di desa
Sombano. Sebuah desa di pulau Kaledupa, Wakatobi. Danau yang terjadi karena
gerusan dari pinggir laut. Sistem batuan
karang yang banyak terdapa di pulau kaledupa ternyata menyebabkan banyak
rongga-rongga di dasar pulau, rongga-rongga itulah yang mengirimkan air laut
akibat dari gerusan yang terjadi. hingga air laut sampai ke tengah daratan
pulau.
Mencapai danau ini tidaklah mudah, setelah makan siang saya
dan Vindya memulai perjalanan kesana dengan menggunakan jasa 2 ojek. Dari
keterangan bang Amin penarik ojek inilah saya sedikit tentang danau Sombano
ini. Sewaktu di ceritain tentang danau ini yang banyak udang merahnya, saya
justru terbayang sebuah tambak udang seperti punya sahabat saya di daerah Juana
sana. Apa sih menariknya danau udang ini. Dan ternyata mencapainya juga tidak
mudah. Saya harus menempuh perjalanan ke arah baratdaya dari Ambeau tempat saya
menginap sejauh kurang lebih 8 kilometer melewati jalanan desa yang rusak dan
terjal. Di kanan kiri saya melihat banyak sekali petani kopra sedang menjemur
hasil panen nya. Begitu sampai didesa saya langsung bergegas untuk memulai
trekking ke spot danaunya di temani bang Amin.
 |
Trekking menuju danau |
Untuk mencapai danaunya saya harus menyusuri pantai kurang
lebih 10 menit berjalan kaki dan melanjutkan perjalanan kedalam hutan perdu,
meloncat dari satu batu karang ke batu karang lainnya selama kurang lebih 20
menit, tapi itu semua terbayar kok dengan pemandangan indah danau Sombano ini.
Ada yang unik dari danau ini. Airnya terlihat Jernih sekali,
dan didasar danaunya sendiri banyak sekali udang yang berwarna merah darah
sedang asik berdiam diri. Warna merahnya kontras dengan ganggang hijau yang
tumbuh merata hampir di seluruh dasar sanau. Udang-udang ini lucu sekali.
Ketika saya memberanikan diri berenang disana karena bang Amin seorang pemuda
kaledupa menyuruh saya untuk berenang. Begitu menyelupkan kepala kedalam danau,
Subahanallah…ribuan udang sedang asik bersendau gurau di dasar danau. Karena
air danaunya sangat jernih saya bisa dengan jelas melihat tingkah polah lucu
dari udang-udang ini. Bahkan ketika tangan saya hendak menyentuhnya, secara
serempak mereka berusaha mencubit kearah kulit tangan saya.
 |
Rutenya sisir pantai dan melintasi bebatuan karang |
Hari menjelang sore dan saya harus bergegas kembali ke
Ambeau kalau tidak ingin kemalaman berkendara di jalanan jelek itu. Akhirnya
saya dan Vindya berkemas untuk kembali ke desa Sombano karena motor kami
terparkir disana. Eh begitu perjalanan pulang bang Amin bercerita tentang danau
itu. “itu danau keramat mas, penduduk desa jarang ada yang berani berenang
disana” celoteh bang Amin sembari kami menyusuri bebatuan karang menuju jalan
pulang. DAMN…GOD kenapa baru di ceritain saat selesai kami berenang. Hati saya
langsung ciut karena takut kena tuah jelek karena berenang sembarangan di danau
tersebut. Dan hal ini di benarkan oleh bapak-bapak yang sedang asik minum kopi
di warung depan penginapan.
 |
Penghuni danau Sombano |
Menurut keterangan dari warga yang sedang asik meminum kopi
tersebut saya dapat keterangan bahwa keberadaan danau itu sempat di takuti oleh
penduduk sekitarnya. Dulu katanya ada seekor buaya hitam yang mendiami danau
tersebut. Dan udang-udang merah yang saya jumpai itu adalah udang masak milik
penghuni danau tersebut.
Terlepas dari mitos misteri tersebut danau ini seharusnya
layak menjadi sebuah ojek penelitian bagi para peneliti. Banyak sekali
biota unik di dalamnya yang bisa
memperkaya database jenis hewan air unik yang ada di negeri ini. Dan seandainya
bisa dikemas dalam sebuah paket wisata edukasi tentu akan memberikan dampak
positif bagi masyarakat desa Sombano yang
merupakan petani rumput laut.
Labels: Sulawesi, Travel