 |
Salah satu sudut benteng |
Sebuah becak terparkir di pintu masuk benteng. Lantai kawasan
benteng juga masih terlihat basah akibat hujan yang baru saja mengguyur Makassar.
Hiruk pikuk terlihat di jalan raya yang berada di depan benteng. Sementara
langit Makassar sore itu juga
memperlihatkan pesona nya yang indah.
Akses menuju Benteng ini mudah sekali. Jika kita berada di
pantai Losari, tinggal jalan kaki menyusuri jalanan di pinggir pantai kearah
barat saja pasti akan ketemu. Ketika memasuki kawasan benteng saya seolah
terlempar pada masa-masa dimana benteng ini dibangun. Raja Gowa ke-X, Karaeng
Tunipalangga Ulaweng sangat berjasa dalam pembangunan benteng ini pada tahun
1545.
 |
Banteng Fort Rotterdam |
Banteng ini pernah hancur pada masa penjajahan Belanda.
Kesultanan Gowa kala itu di pimpin oleh Sultan Hasanuddin. Penyerangan kala itu
Belanda mencoba merebut jalur perdagangan rempah-rempah dan memperluas sayap
kekuasaan mereka untuk mempermudah mereka membuka jalur ke Banda dan Maluku
yang memang menjadi sentra Rempah. Penyerangan yang berlangsung lama itu
mengakibatkan sebagian Benteng hancur, dan akibat kekalahan itu juga Raja Gowa
dipaksa menandatangani Perjanjian Bongaya pada tangga 18 November 1667.
Hmmm Begitulah fakta sejarah yang saya tangkap dari
keterangan yang saya temukan di museum. Benteng ini kini ramai di datangi
wisatawan maupun pelajar yang ingin belajar sejarah tentang negeri ini. Benteng
ini juga pernah menjadi saksi kisah hidup seorang Pengeran Diponegoro. Perang
Diponegoro yang berkobar di tanah Jawa memaksa Belanda untuk bermain culas
ketika mengajak sang Pangeran untuk menandatangani perundingan damai. Di saat
itulah sang pangeran pemberani ini di tangkap dan di jebloskan ke dalam penjara
sempit di salah satu sudut Benteng ini.
 |
Beberapa sudut benteng |
Berkeliling area benteng membuat kita bersyukur dan takjub
dengan kemegahannya. Dinding benteng ini kokoh menjulang setinggi 5 meter dan
setebaj 2 meter, Wowww. Sebuah bangunan menyerupai gereja terdapat di tengah
area, tapi menurut informasi dari seorang ahli sejarah yang menemani saya
berkeliling disana itu bukanlah gereja melainkan ruang pertemuan.
Ketika mengunjungi Fort Rotterdam jangan lupa untuk naik ke
atas bastion, yaitu bangunan yang lebih kokoh dan posisinya lebih tinggi
terletak di setiap sudut benteng. Cobalah naik kesalah satunya dan nikmatilah
langit senja makasar dari sana, Amazingg.
Kembali saya diajak belajar tentang sejarah negeri ini dari
perjalanan singkat saya di Makassar. Dari belajar hal-hal seperti ini,
nasionalisme saya seolah berkobar. Saya merasa lebih mencintai negeri ini
sampai kapanpun dan dimanapun. Semoga.
Labels: Sulawesi, Travel