“kalau lihat orang nari-nari gitu aja bisa masuk tipi saya
juga bisa kali bang” itulah obrolan awal dari cerita seru dia ikut sebuah ajang
pencarian bakat di salah satu stasiun tv swasta di negeri ini. Dari seorang
musisi jalanan di kota bogor, Berto Pah bertranformasi sebagai musisi kelas
dunia. Berto sudah banyak tampil di beberapa event dunia dengan mambawa nama
baik negri kita tercinta ini lewat dentingan nada-nada indah yang keluar dari
Sasandonya.
Sebuah kehormatan sekali bisa ketemu dengan pemuda berkulit
gelap yang selalu sumringah itu di salah satu event yang bertajuk Bumi Laut
Tenggara. Berto memainkan beberapa lagu di sebuah auditorium keceh milik London
School ini. Dentingan-dentingan dawai Sasando nya seolah menyihir semua tamu
yang hadir siang itu.
Duo berkulit gelap :)
Usai acara obrolan masih berlanjut. Cerita-cerita seru
ketika pertama kali ikut ajang pencarian bakat ini mengalir dengan tulus dari
celotehan nya. Mulai dari harus ngojek ke Studio untuk membeli formulir
pendaftaran karena dia tidak tau dimana lokasi studio tv itu. Belum lagi ketika
harus membayar pendaftaran yang bagi Berto kala itu sedikit berat karena
pundi-pundi rupiahnya belum sebaik sekarang atau hingga harus dua kali antri
karena antrian bubar karena hujan.
Obrolan demi obrolan keluar dari mulut pemuda yang bangga
mengaku berasal dari Pulau Rote, sebuah pulau di wilayah Nusa Tenggara yang
kaya akan tanaman Lontar dan terkenal dengan alat music Sasando serta sebuah
minuman yang terbuat dari air nira.
Berto Pah kini sudah mendunia. Sebuah event Jazz besar di
Dubai siap menanti penampilan pemuda lugu ini. Dalam waktu dekat dia juga akan pergi
ke beberapa Negara tetangga untuk mempromosikan Indonesia. Event Sail Komodo
juga sudah menantinya. Salut buat perjuangan anak muda ini untuk meraih
cita-citanya. Selamat Berjuang Anak Muda, Tetap kabarkan keindahan negeri ini
ke seantero penjuru dunia lewat dentingan dawai Sasandomu.