 |
Damaiiii nya Setumbu |
Magelang masih terlihat di selimuti kabut tebal. Jalanan
yang menghubungkan antara kota ini dengan Daerah istimewa Jogjakarta juga
terlihat lengang. Sebuah papan petunjuk “Kawasan Wisata Borobudur” menuntun
saya ke sebuah lokasi yang bersejarah peninggalan kerajaan Mataram.
“Pak kalau mau ke Setumbu lewat mana ya?”
Seorang tukang ojek satu-satunya yang masih berjaga di dekat
lokasi parkir Candi Borobudur menjadi sasaran saya untuk bertanya pagi buta
itu. Saya memang berniat untuk menikmati indahnya matahari pagi di sebuah bukit
kecil di deretan pengunungan menoreh yang membentang di selatan Jawa.
“Mau saya antarkan mas?”
Wah pertanyaan yang saya tunggu-tunggu, dan Ratih, travelmate
saya tampak mengiyakan saja. Ratih adalah sesosok gadis Jawa asal klaten yang
saya kenal di daratan Sumba ketika sedang melakukan penelitian untuk tugas
akhir kuliahnya. Ketika saya bertanya tentang Setumbu ke dia, eh malah
menawarkan diri untuk ikut hunting foto bareng saya. Sebuah kebetulan yang
sudah tersirat..ha ha.
 |
Borobudur terlihat mistis |
Kenapa mengiyakan tawaran pak Kardi sang guide dadakan itu, Soalnya
waktu bertanya ke teman-teman dan browsing ke internet memang lokasi bukit
Setumbu agak susah-susah gampang untuk dicari. Pertimbangan saya selain akan
cepat sampai sana dengan bantuan si bapak tukang ojek yang akhirnya menjadi
guide saya, waktu yang saya punya untuk mempersiapkan merekam keindahan
matahari terbit dari sana semakin banyak, selain itu tentunya pasti akan jadi
informan terbaik untuk daerah itu.
Jalanan nya sebenarnya gampang, tapi untuk mencari lokasi
tersebut di pagi buta yang akan susah ketemu dengan warga sebagai tempat
bertanya pasti akan sedikit susah menemukannya. (how to get Setumbu ada di next
post di blog ini ya).
 |
Punthuk Setumbu |
Motor tidak bisa naik sampai bukit. Setelah memarkirkan
motor di pelataran pintu masuk, saya pun bergegas menuju ke spot sunrise yang
sama masyarakat setempat di sebut punthuk Setumbu. Ternyata oh ternyata saya
harus membayar tiket masuk terlebih dahulu. Mungkin karena adanya tiket masuk
ini juga jalur pendakian sekarang semakin mudah. Di beberapa tempat sudah
tinggal menaiki anak tangaga saja. Pegangan tangan di sisi jalan juga sudah di
buat. Penerangan jalan juga sudah ada walaupun masih agak kurang, Toilet juga
sudah tersedia, dan diatas bukit nya sendiri sudah ada menara pandang dan
pondokan yang di sediakan untuk para pengunjung bersantai. Dan asiknya lagi
dapat Kopi atau teh GRATIS, widihhh sunrise yang indah ketemu kopi hitam nan
kental di atas bukit yang dingin. SEMPURNA.
 |
Pagi yang sempurna |
Sebuah pagi yang sempurna sekali bisa menikmati indahnya
lukisan alam yang menakjubkan. Samar-samar candi Borobudur menyembul kecil
diantara kabut, seolah terapung diantara awan putih. Di sebelah kirinya
terlihat gunung Merapi yang angkuh dan seolah menyimpan banyak sekali cerita
magis. Gunung Merbabu masih terlihat samar-samar di balik awan. Bentangan
lukisan alam ini membuat saya semakin bangga lahir dan besar di tanah pertiwi
Indonesia ini.
Labels: Java, Travel