 |
Pagi yang mendung di Kelagian |
Hawa dingin tiba-tiba terasa menusuk tulang. Saya baru sadar
ternyata saya ketiduran di dalam buaian hamock. Angin laut yang bertiup sangat
kencang pagi buta itu sontak membangunkanku dari buaian Hamock yang nyaman. Mau
beranjak dari hamock mengambil sleepingbag di tas carrier saya yang tertimun
oleh tumpukan-tumpukan tas tas lain rasanya enggan sekali. Alhasil saya hanya
mengatupkan kedua sisi hamock sehingga seperti berada dalam kepompong, dan
alhamdulillah saya merasa sedikit hangat.
Pagi terasa begitu tenang berada di pulau Kelagian. Desau
angin laut hanya sedikit berhembus, tidak seperti pagi buta tadi ketika badai
kecil mampir ke tempat kami bermalam. Beberapa orang terlihat sedang asik duduk
termenung memandang lautan yang mendamaikan. Sementar beberapa nelayan juga
terlihat mulai memacu perahunya di tengah laut demi menghidupi keluarganya.
Saya juga asik menikmati damai nya laut pagi itu hanya
dengan duduk sambil menggenggam secangkir kopi panas. Bau harum kopi semakin
membuat suasana pagi itu begitu sempurna. Mendung juga sedikit mengelayut
menghalangi sang surya menampakan dirinya. Jadi saya juga tidak sibuk
mengabadikan keindahan sunrise pagi itu. Hanya duduk terpekur sambil menikmati
kedamaian yang tercipta.
 |
Deretan Kano yang bisa disewa |
Gelas kopi di genggaman saya sudah kosong. Aroma kopinya
telah membangkitkan semangat pagi yang begitu sempurna buat saya. Deretan kano
yang berjejer di pinggir pantai itu menyita perhatian saya. Alangkah enaknya
duduk diatas nya ditengah laut sana. Tanpa pikir panjang saya bergegas meminta
ijin kepada bapak pengelola persewaan kano untuk memakainya.
“dua puluh ribu mas sewanya” jawab seorang bapak yang
terlihat sedang menikmati sarapan paginya. Akhirnya saya memilih satu buah kano
dan menariknya ke pantai. Karena sedang mendung gelombang begitu terasa ketika
saya mulai mengayuh dayung membawa kano kecil itu agak ketengah laut, dan
begitu sampai di tengah saya merasakan damai yang luar biasa. Pagi, mendung,
angin laut dan kano, sebuah perpaduan yang maha sempurna untuk saya pagi itu.
 |
Kano |
Ketika melihat saya merasa asik berkano ria di tengah laut,
Lina dan beberapa teman akhirnya menyusul saya. Jadilah kami ramai-ramai
berkano ria di laut pagi yang mendung. Semua terlihat begitu bahagia. Sesekali
saya memang menantang riak gelombang dan kano saya terguling bahkan terbalik.
Nah ternyata susah juga untuk menaiki kembali kano tersebut di tengah laut ha
ha.
Puas menikmati Kano, kami melanjutkannya dengan snorkling di
ujung pantai sebelah kiri tenda. Tidak terlalu bagus koralnya, tapi
ikan-ikannya banyak sekali. Dan
kembali semua meletak kan kanonya dan mulai bersnorkling ria. Dan sesi
foto-foto narcispun terjadilah. Banyak sekali frame foto yang berhasil
diabadikan.
 |
Ikannya banyak |
Sarapan dan repacking adalah kegiatan selanjutnya, karena
menurut rencana kami akan meninggalkan pulau Kelagian ini tepat pukul 11.00
siang hari. Setelah semua selasai berkemas dan perahu nelayan yang kemarin
mengantarkan kami tiba, kami mulai
memasukan barang bawaan ke atas perahu. Namun sebelum naik keatas kapal sesi
foto bersama tak pernah kami lupakan ha ha. Tidak perlu waktu lama kami sudah
sampai kembali di Ketapang, dan sayapun langsung mengucapkan selamat tinggal
kepada sahabat-sahabat baru saya dari petualang 24 karena masih harus
melanjutkan perjalanan ke daerah Pegadung untuk melihat Fenomena Batu Layar yang
Unik itu, sementara mereka harus kembali ke Jakarta.
 |
Poto Keluarga |
Sungguh pagi yang luar biasa di tempat yang tidak kalah luar
biasanya. Pulau-pulau kecil yang terletak di teluk Lampung itu mulai
memancarkan pesona nya menarik para wisatawan berkunjung kesana. Berita
bagusnya di pulau Kelagian sedang di bangun cottage-cottage sederhana untuk
para tamu menginap jika tidak mau repot-repot mendirikan tenda disana.
… dan perjalanan
masih berlanjut kawan!
***
 |
Buening Sob |
 |
Bye Kelagian dengan berjuta pesonanya |
Labels: Sumatera, Travel